Setelah sekian lama menjadi wacana, akhirnya Kementerian Riset dan Teknologi meluncurkan bus listrik nasional buatan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI.
Peluncuran bus listrik ini sekaligus menjadi penanda menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17 yang diperingati setiap 10 Agustus.
Kehadiran bus
listrik nasional ini semakin melengkapi beragam riset terkait mobil
nasional. Sebelumnya sempat bergaung cukup kencang mobil rancangan para
pelajar SMK di Kota Solo.
Bus listrik tersebut mampu membawa 15 penumpang dengan kecepatan maksimal 100 km per jam. Untuk bisa melaju sampai kecepatan maksimal membutuhkan energi 53 kWh. Sumber tenaga bus listrik tersebut ialah baterai litium buatan Amerika sebanyak 100 buah yang bisa diset untuk energi sebesar 7.000 watt.
Bus tersebut
diklaim mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50 persen dan
menurunkan biaya perawatan hingga 70 persen. Abdul menambahkan,
prototipe minibus listrik nasional itu sebetulnya hanya salah satu
rangkaian prototipe yang dihasilkan melalui proses pengembangan sejak
1997 lalu. Beberapa tahun sebelumnya juga telah dihasilkan prototipe
mobil listrik Marlip dalam beragam tipe, prototipe mobil listrik
konversi, dan mobil hybrid.
Kehadiran bus
listrik ini membawa angin sejuk bagi industri otomotif dalam negeri yang
ramah lingkungan. Bahkan pemerintah serius menargetkan pada lima tahun
mendatang minibus listrik siap diproduksi massal.
Berdasarkan
riset, bus listrik tersebut cocok untuk sarana transportasi di Surabaya,
Medan, dan Jakarta. Bus warna merah terang ini telah mencuri perhatian
para pengusaha otomotif nasional.
Sudah banyak industri yang menanyakan dan melirik potensi mobil listrik yang tidak tergantung BBM ini.
Menteri Riset
dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta yang ikut melakukan uji coba minibus
listrik keliling Monas mendukung penuh riset ramah lingkungan ini karena
sudah saatnya industri otomotif tidak tergantung produk asing dan BBM.
Minibus
listrik ini upaya nyata mengurangi kebutuhan energi nasional, terutama
BBM, sesuai dengan arahan Presiden RI untuk menghemat energi.
Selain bus
listrik, ada juga mobil listrik karya Dasep Ahmadi. Mobil rancangannya
telah diuji coba oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan
Iskan. Dahlan memuji mobil listrik karya Dasep Ahmadi ini cukup nyaman
dikendarai.
Hadirnya bus
listrik dan mobil listrik ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk
membangun pusat pengembangan teknologi dan industri otomotif berbasis green car.
Lewat pusat pengembangan teknologi dan industri otomotif alam
dikembangkan tiga jenis mobil listrik, yaitu mobil minibus untuk
angkutan umum, mobil untuk angkutan barang, dan mobil dalam kota (city
car).
Mobil listrik
nasional ini rencananya akan diproduksi 10.000 unit pada 2014. Sekaligus
pemerintah akan menerbitkan peraturan pemerintah terkait insentif dan
disinsentif yang bermanfaat ikut mendorong pengembangan mobil listrik
nasional. Insentif yang diberikan seperti pembebasan pajak penjualan
atas barang mewah, serta pembebasan bea masuk barang modal untuk
komponen utama pengembangan mobil listrik seperti baterai.
Untuk mendukung
rencana pemerintah, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap membangun
stasiun pengisian listrik umum (SPLU). Untuk tahap awal ini PLN akan
menyediakan 10 SPLU yang tersebar di Kantor Kemeterian BUMN (2 unit),
Kantor Kementerian ESDM, Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, PLN Bulungan
Jakarta Selatan, PLN Mampang Jakarta Selatan, PLN Ciputat Tangerang, PLN
Gambir Jakarta Pusat, dan PLN Tanjung Priok. Harga listrik dibanderol
masuk nonsubsidi sekitar Rp 1.200 per kWh. Sedangkan harga jual mobil
listrik diharapkan di bawah mobil pribadi sekitar Rp 50 juta hingga Rp
60 juta.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar