Setelah
kita mendengar pembelian KS Kilo batal dan pemerintah lebih memilih
untuk pengadaan KS dalam negeri berbasis TOT KS Changbogo class dari
Korea. Maka sebagai analisator kita hanya bisa membuat analisa apa aja
teknologi kapal selam Type U Jerman yang bisa diaplikasikan untuk KS ke
empat yang akan diproduksi oleh PT PAL setelah menyelesaikan pembuatan
KS Changbogo yang ke tiga.
PT
PAL dalam pembuatan dan pengembangan Kapal selam yang ke empat pastinya
harus lebih baik dari CBG class yang sudah diajarkan oleh korea
Alasannya selain untuk tidak meniru hakpaten pengembangan U 209 dari
Korea ,PT Pal juga harus memenuhi standart tinggi yang ditetapkan oleh
usernya yaitu TNI AL. Salah satu Lagu Wajib yang harus dipenuhi oleh TNI
AL dalam speck KS yang diinginkan yaitu bisa menembakkan rudal sub
berdaya jelajah menengah 300-400 km. Untuk itu PT PAL harus belajar
kepada ahli ahlinya yang mempunyai teknologi tersebut yaitu Jerman dan
Rusia.
Sekarang
kita akan membahas yang teknologi Jerman dan yang berteknologi Rusia
karena PT PAL membangun CBG berbasis KS U209 buatan Jerman. Sedangkan
kapal selam buatan Jerman teranyar yang mampu menembakkan rudal sub
tersebut adalah KS U-212 dan U-214.
Perbandingan U-212 dan U-214
KS
U-212 menggunakan “ A non magnetic hull ” ini wujud persyaratan dari AL
Jerman yang menginkan KS tidak bisa terdeteksi dikedalaman laut baltic
yg rata rata sekitar 56 m.
Dalam
situasi seperti itu, metode pertahanan yang paling penting dari sebuah
kapal selam adalam menyelam dan mencoba menghilang dari deteksi sonar.
Oleh karena itu, kebutuhan untuk lambung baja non-magnetik sangat
diperlukan
Baja
non-magnetik juga dikenal di industri sebagai “sweet.steel.” Artinya
bahwa itu adalah Lebih LEMBUT dari pada baja yang digunakan di Hull
U-214 yang lebih keras. Sehingga perwujutan dalam kemampuan menyelam
U-214 dapat menyelam lebih dalam dari U-212, tetapi di perairan dangkal
seprti lautan Baltik U-212 akan mudah menyelinap dan kabur dari sergapan
lawan sementara U-214 mungkin akan ditangkap oleh sonar.
Karena
Kekhususan itu U 212 tidak pernah ditawarkan ke Angkatan laut negara
lain,sedangkan Italia memesan U 212 saat Jerman belum mengembangkan type
U 212.dalam artian U 214 belum lahir.
Sedangkan
sistem yang diinstal dikedua KS tersebut bisa dubah sesuai selera dan
kebutuhan angkatan laut pemesan sedangkan teknologi yang diinstal di U
212 dan U 214 aslinya berselisih waktu sekitar sepuluh tahunan. Tonase
U-212 sekitar 1450 ton dengan kecepatan 20 knot daya jelajah 8000 NM
(14,800 Km) endurance 3 minggu,dengan persenjataan 6x peluncur torpedo
533mm dan IDAS misile.
Sedangkan
U-214 bertonase 1690 ton dengan panjang 65 meter,dengan kecepatan 20
knot , daya jelajah 12 000 miles (19.300Km) endurance 12 minggu.dengan
persenjataan 8x peluncur torpedo 533m yang empat diantaranya mampu
meluncurkan rudal sub harpon.
Sesuai
dengan tugas yang diemban oleh Satuan kapal selam Deutsche Marine
sebagai bagian tak terpisahkan dari NATO Submarine Command, adalah untuk
melakukan peran operasi ASW, intelijen, dan insurjensi di perairan Laut
Utara dan Laut Baltik.
Bila
diterjemahkan dalam konteks yang lebih riil, Eskader Kapal Selam AL
Jerman bertugas untuk memonitor pergerakan KS Rusia yang beroperasi di
wilayah kedua lautan tersebut. Dalam menjalankan tugas tersebut, U212
terbukti sangat efektif dan efisien, serta memiliki fleksibilitas tinggi
untuk menjalankan berbagai macam profil misi
Meskipun
secara desain mampu beroperasi di kedalaman 430 m (operational depth
430m, hull-crush depth 500 m) berkat high tension HY-80 non magnetic
steel, namun pada kenyataannya, berkat desain sirip belakang X serta
sistem kemudi yang sangat presisi, memampukan KS ini untuk dengan rileks
bermanuver di laut yang dangkal (depth < 50 m), kemampuan yang masih
jarang dimiliki oleh Kapal Selam. Bahkan Amerika sendiri sampai harus
mengeluarkan bermiliar dolar untuk mendesain KS Virginia class agar bisa
bermanuver dengan baik di laut dangkal (utk kepentingan operasi
intelijen/insurjen).
Keunggulan
lain Kapal selam ini berkat desain bodi "Tear Drop" sempurna
(perhatikan bentuk lambung dan conning tower alias menara anjungan),
serta lapisan polimer khusus pada dinding luar lambung, membuat KS ini
betul betul senyap, tidak memiliki "hydrodynamic noise" atau derau
hidrodinamis yang bisa ditangkap oleh sonar. Sudah ditest dilapangan
pada Exercise Dynamic Mongoose NATO, sangat susah untuk mendeteksi KS
ini dengan sonar aktif, apalagi dengan sonar pasif.
Plus,
dengan propulsi AIP racikan Siemens yang sudah cukup matang secara
desain, memampukan KS ini untuk beroperasi dalam "envelope" yang nyaris
mirip dengan KS nuklir, tidak perlu surface dalam waktu 45 hari. Jelas,
dalam konteks pertempuran ASW, ini sangat-sangat mendukung survivability
Kapal selam.
Kapal selam Kilo
Kilo Yang lebih berat, besar dan panjang dari KS U-212 dan U-214 mempunyai deterrent tersendiri.
Dengan
tonase 2350 Ton,panjang 74 meter kecepatan 25 Knot,endurance 45 hari
dengan persenjataan 6 x peluncur torpedo 533 dan mampu menembakkan club S
anti ship misile. Kilo Sebagai kapal selam yang beroperasi dilautan
dalam ocean going dan berperan sebagai kapal selam anti kapal permukaan
dan anti kapal selam dilengkapi dengan sonar yang kuat
Proyek
877 kapal dilengkapi dengan Rubikon MGK-400 Sonar sistem (NATO
reporting name Shark Gill), yang mencakup deteksi ranjau dan menghindari
dari sonar MG-519 Arfa (with NATO reporting name Mouse Roar). Baru pada
Proyek 636 kapal dilengkapi dengan peningkatan MGK-400EM, dengan MG-519
Afra juga upgrade ke MG-519EMSistem sonar yang ditingkatkan telah
mengurangi jumlah operator yang dibutuhkan oleh berbagi konsol yang sama
melalui otomatisasi.
Kapal
selam buatan rusia untuk sistem persenjataan dan Fungsi dibandingkan
dengan kapal selam buatan Jerman rata rata akan lebih besar dan berat
.Hal ini dikarenakan Kapal selam buatan rusia prinsipnya memakai lambung
berganda, dan cincin penguat silinder pressure hull berada diluar,
sementara KS eropa berada didalam, disamping itu jumlah cincinnya akan
lebih banyak ketimbang kapal selam buatan eropa. Otomatis baja yang
digunakan akan semakin banyak dan berat
Kilo
dapat berperan sebagai satuan pemukul berat, khususnya dalam konteks
peran anti kapal permukaan. Club S itu adalah senjata penggentar, yang
bila digunakan dengan tepat bisa membuat gugus tugas kapal induk pun
berkeringat dingin
Kapal selam Rasa Nusantara buatan PT PAL
Dengan
Kerjasama PT PAL dengan DSME Korea dalam pembuatan Kapal selam jenis
Improve changbogo menjadikan PT PAL mampu merakit Kapal selam yang
berdasarkan Hul U 209 Jerman.
Kapal
selam ke dua yang akan dibuat oleh PT PAL akan menambahkan cita rasa
nasional dispeck kapal selam tersebut: PT PAL bisa membuat kapal selam
berdasarkan Jenis untu kebutuhan TNI ALyang akan menunjang operasi Korps
Hiu yaitu :Kapal selam Heavy, Kapal selam medium dan Kapal selam Light.
Untuk
Kapal selam Heavy sementara ini perannya bisa diwakili oleh Kilo class
dan Kilo Improve. Suatu saat nanti PT PAL bisa membuat KS merujuk desain
Kilo dengan rudal S dan Torpedo kelas beratnya untuk satuan pemukul
berat anti kapal permukaan dan Land Attack
Sebagai
alternatif juga bisa membuat Kapal selam berbobot 1800 ton mengusung
Teknologi U 214 dengan panjang sekitar 65 meter ber AIP dengan kemampuan
meluncurkan torpedo kelas berat dan mampu meluncurkan rudal sub harpon
dan dibekali IDAM
Kapal
selam Medium bisa menggunakan desain U-209 dan U-212 sebagai kapal
selam patroli sub combat dan Kapal selam dengan kemampuan peran operasi
ASW, intelijen, dan insurjensi. Kapal selam Light PT Pal bisa
menggunakan desain KS mini 22 meter (midget) untuk operasi ASW dan
Gerilya laut
Dengan
Road map diatas PT PAL yang sudah mendapatkan suntikan dana Penyertaan
Modal Negara (PMN) dari pemerintah senilai US$ 250 juta atau kurang
lebih Rp 2,5 triliun untuk memproduksi kapal selam di Surabaya.Sebagai
Modal awal bisa membuat jenis jenis Kapal selam yang dibutuhkan oleh
Korps Hiu Kencana.Untuk mendukung Road Map diatas diharapkan PT PAL bisa
membangun jaringan net working dengan galangan kapal selam Jerman TKMS
yang sudah dimulai dengan PT PAL menggadeng TKMS dalam program over
houle KS Cakra yang akan dilaksanakan. Dan juga tidak kalah pentingnya
memaksimalkan kerjasama perawatan Kapal selam dari Rusia yang sudah di
mulai pembicaraannya pada Juli 2013 antara Dubes Rusia dan Kemenhan yang
menyangkut Kerjasama Teknik Militer antara kedua negara dalam hal
penyediaan material dan renovasi Kapal Selam Dan yang Terakhir Dukungan
Pemerintah yang ISTIQOMAH untuk kemadirian beralutsista,salah satu
upayanya untuk dipertimbangkan yaitu:
Pemerintah bisa menetapkan kerangka pembiayaan jangka panjang untuk industri pertahanan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, karena dibutuhkan kemampuan teknologi juga butuh pembiayaan yang besar.
Pemerintah bisa menetapkan kerangka pembiayaan jangka panjang untuk industri pertahanan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, karena dibutuhkan kemampuan teknologi juga butuh pembiayaan yang besar.
“Segera
Dimungkinkan untuk membiayai kegiatan tersebut melalui lembaga
keuangan, seperti Bapindo tempo dulu,”negara-negara tetangga seperti
Malaysia, India dan Thailand sudah memiliki bank seperti tersebut
(Bapindo). Kedepan, pemerintah harus memberikan dana ke lembaga keuangan
yang tugasnya membiayai sektor industri. Hal itu untuk pemberian kredit
jangka panjang dengan bunga yang rendah untuk industri pertahanan dan
industri lainnya
Karena
bagaimanapun Kemandirian ber alutsista adalah real Deterrent yang lebih
baik daripada hanya sekedar sebagai negara yang hanya bisa beli
alutsita canggih.
Sumber : JakartaGreater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar