Pesawat N 219 buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dipersiapkan untuk menembus pasar internasional.
Pesawat
2 mesin 19 seater (tempat duduk) tersebut diklaim mampu bersaing dengan
pesawat sekelasnya yaitu twin otter.
VP Commercial and Marketing PT DI, Arie Wibowo menyebut kemungkinan
pesawat N 219 akan menembus pasar Australia dan Afrika. Kedua negara
tersebut membutuhkan pesawat kecil dengan jam terbang sekitar 2 jam.
"Negara Eropa tidak mungkin pakai pesawat jenis ini. Secara
geographic lebih mudah menggunakan jarak pendek seperti di Australia dan
Afrika (daratannya luas)," ucap Arie di kantor PT DI, Bandung, Jumat
(7/3).
Menurut Arie, pihak PT DI siap melakukan sertifikasi internasional
atau sertifikasi yang mengikuti negara pembeli tersebut agar pesawat
bisa terjual. Proses sertifikasi bisa dimulai setelah proses pembuatan
prototype selesai pada akhir 2015 mendatang.
"Biaya sertifikasi tidak mahal, sebetulnya sertifikasi dari Indonesia
saja sudah diakui dunia internasional. Sertifikasi Itu hanya
harmonisasi tadi kalau mereka minta sertifikasi lagi," katanya.
Proses sertifikasi mengikuti permintaan negara pembeli ini bisa
dilakukan setelah mereka memesan pesawat. "Apabila tidak ada pembelinya
di sana kita tidak harus sertifikasi negara mereka. Jadi sesuai request
(permintaan)."
Menurut Arie, negara yang biasa meminta sertifikasi khusus adalah
Thailand. Sedangkan Australia hanya mengikuti standar sertifikasi
internasional dari Eropa.
"Thailand satu satunya minta spesial bisa minta sertifikasi negara
mereka, tapi kita bisa harmonisasi. Tapi sertifikasi kita sudah mengacu
sertifikasi internasional," tutupnya.
Sumber : Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar